FRANKFURT. Situasi perekonomian Eropa semakin memburuk. Kali ini,
pasar kembali berguncang setelah salah satu kawasan di Spanyol,
Catalonia, mengajukan diri untuk mendapatkan dana bailout dari
pemerintah.
Bahkan harian El Pais Spanyol memberitakan, sejumlah kawasan lain juga akan mengikuti langkah Catalonia untuk meminta dana talangan dari Madrid. Beberapa di antaranya yakni Castilla-La-Mancha, Murcia, Canary Island, dan Belearic Island. Kondisi itu menyebabkan tingkat yield untuk obligasi Spanyol berjangka waktu 10 tahun melonjak ke rekor tertingginya.
Tidak hanya itu, para kreditur Yunani yang terdiri dari Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, dan Badan Moneter Internasional atau yang menamakan diri mereka troika, akan tiba di Athena pada hari ini (24/7) untuk membahas mengenai kemampuan negara tersebut dalam menyelesaikan utangnya.
"Masalah di kawasan Eropa semakin memburuk. Meski para pemimpin Eropa sudah berupaya menanganinya, namun perekonomian masih saja melambat. Bailout yang diberikan kepada Spanyol jauh dari kata cukup untuk mengatasi masalah negara tersebut," urai John Stopford, head of fixed income Investec Asset Management.
Bantuan Yunani akan dihentikan?
Yang menjadi masalah, Badan Moneter Internasional (IMF) sudah memberikan sinyal kepada pimpinan Eropa untuk menghentikan penggelontoran bantuan dana penyelamatan bagi Yunani. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang pejabat komisi Uni Eropa yang tak mau namanya disebut.
Majalah Del Spiegel, Jerman, menulis, "Sudah sangat jelas bagi troika bahwa Yunani tidak akan mencapai target 120%." Ketidakmampuan mencapai target berarti bahwa Yunani membutuhkan dana bailout tambahan sekitar 10 miliar euro hingga 50 miliar euro. Menurut Spiegel, hal ini menjadi hal yang tak dapat diterima IMF dan beberapa negara di kawasan Eropa.
Masalah Eropa tak hanya sampai disitu. Pimpinan Eropa juga tak berhasil menahan pelemahan euro meski sudah menyetujui penggelontoran bailout senilai 100 miliar euro atau US$ 122 miliar untuk perbankan Spanyol pada pekan lalu.
Bahkan, adanya pelarangan untuk melakukan short sale dengan memanfaatkan kondisi pasar saham yang labil di Roma dan Madrid merefleksikan kecemasan baru bahwa ekonomi Eropa masih jauh dari kata pulih.
Sekadar informasi, posisi euro keok ke level terlemah dalam dua tahun terakhir versus dollar AS ke level US$ 1,2080 pada pukul 14.41 waktu Frankfurt. Euro juga melemah ke posisi terendah dalam 11 tahun versus yen, kemarin (23/7).
Sementara itu, tingkat yield Spanyol berjangka waktu 10 tahun melonjak ke level tertingginya di posisi 7,57%. Sedangkan Stoxx Europe 600 index anjlok 2,4% pada pukul 15.45 waktu London.
www.kontan.co.id
Bahkan harian El Pais Spanyol memberitakan, sejumlah kawasan lain juga akan mengikuti langkah Catalonia untuk meminta dana talangan dari Madrid. Beberapa di antaranya yakni Castilla-La-Mancha, Murcia, Canary Island, dan Belearic Island. Kondisi itu menyebabkan tingkat yield untuk obligasi Spanyol berjangka waktu 10 tahun melonjak ke rekor tertingginya.
Tidak hanya itu, para kreditur Yunani yang terdiri dari Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, dan Badan Moneter Internasional atau yang menamakan diri mereka troika, akan tiba di Athena pada hari ini (24/7) untuk membahas mengenai kemampuan negara tersebut dalam menyelesaikan utangnya.
"Masalah di kawasan Eropa semakin memburuk. Meski para pemimpin Eropa sudah berupaya menanganinya, namun perekonomian masih saja melambat. Bailout yang diberikan kepada Spanyol jauh dari kata cukup untuk mengatasi masalah negara tersebut," urai John Stopford, head of fixed income Investec Asset Management.
Bantuan Yunani akan dihentikan?
Yang menjadi masalah, Badan Moneter Internasional (IMF) sudah memberikan sinyal kepada pimpinan Eropa untuk menghentikan penggelontoran bantuan dana penyelamatan bagi Yunani. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang pejabat komisi Uni Eropa yang tak mau namanya disebut.
Majalah Del Spiegel, Jerman, menulis, "Sudah sangat jelas bagi troika bahwa Yunani tidak akan mencapai target 120%." Ketidakmampuan mencapai target berarti bahwa Yunani membutuhkan dana bailout tambahan sekitar 10 miliar euro hingga 50 miliar euro. Menurut Spiegel, hal ini menjadi hal yang tak dapat diterima IMF dan beberapa negara di kawasan Eropa.
Masalah Eropa tak hanya sampai disitu. Pimpinan Eropa juga tak berhasil menahan pelemahan euro meski sudah menyetujui penggelontoran bailout senilai 100 miliar euro atau US$ 122 miliar untuk perbankan Spanyol pada pekan lalu.
Bahkan, adanya pelarangan untuk melakukan short sale dengan memanfaatkan kondisi pasar saham yang labil di Roma dan Madrid merefleksikan kecemasan baru bahwa ekonomi Eropa masih jauh dari kata pulih.
Sekadar informasi, posisi euro keok ke level terlemah dalam dua tahun terakhir versus dollar AS ke level US$ 1,2080 pada pukul 14.41 waktu Frankfurt. Euro juga melemah ke posisi terendah dalam 11 tahun versus yen, kemarin (23/7).
Sementara itu, tingkat yield Spanyol berjangka waktu 10 tahun melonjak ke level tertingginya di posisi 7,57%. Sedangkan Stoxx Europe 600 index anjlok 2,4% pada pukul 15.45 waktu London.
www.kontan.co.id